Kado Natal
Malam itu, 12 hari sebelum hari Natal, angin bertiup kencang membuat udara terasa sangat dingin menusuk. Aku berusaha menggerakkan tanganku secepat yang aku bisa, memindahkan kantong-kantong belanja dari kereta dorong supermarket ke dalam bagasi mobil. Ingin rasanya secepat mungkin masuk ke dalam mobil dan menyalakan pemanas. Ingin rasanya secepat mungkin sampai kembali ke rumah dan makan sup hangat yang sedang disiapkan oleh istriku tercinta. Keinginan-keinginan itu yang menambah tenaga tanganku yang hampir kaku kedinginan.
Setelah berhasil memasukkan semua kantong belanja secara sembarangan dan menutup pintu bagasi, aku baru menyadari kalau anakku sudah tak ada lagi disampingku! Detik itu juga rasa panik menjalar ke seluruh tubuhku dan jantungku terasa berhenti berdetak. Kutengok kesekeliling mobil, tapi tetap tak bisa kutemukan dimana dia. Rasa penyesalan langsung mendera. Seharusnya tadi tak kuijinkan dia menunggu di luar mobil. Seharusnya tadi kupaksa saja dia menunggu di dalam mobil walaupun dapat dipastikan dia akan menangis kencang. Seharusnya aku lakukan itu, setidaknya walaupun dia menangis tapi dia tidak hilang!
Segera ku berlari tak tentu arah, mencoba mencari anakku di tengah kegelapan di lapangan parkir itu. Dan ternyata Tuhan masih baik padaku. Tuhan masih mengampuni ku yang lalai mengawasi anakku.
Di ujung gedung supermarket, kulihat anakku. Dia tak apa-apa. Bahkan dia sedang tertawa-tawa dengan suaranya yang khas, kalau tak bisa dibilang melengking, sambil melompat-lompat. Ah, sungguh lega rasanya melihatnya tak kurang satu apapun juga.
Dan disana, bersama anakku, seorang anak perempuan yang mungkin umurnya lebih tua sedikit, sekitar 5 atau 6 tahun, juga sedang tertawa dan melompat-lompat. Entah sedang bermain apa mereka berdua. Tapi sekali lagi aku lega karena ternyata anakku hanya sedang bermain dengan anak yang lain.
Segera kupanggil nama anakku. Anakku melihatku dan melambai sambil tetap tertawa-tawa. Sementara anak perempuan itu, langsung terdiam dan tertegun. Dan sebelum sempat aku bertanya siapa namanya dan dimana orang tuanya, karena tak kulihat ada orang dewasa di sekitar mereka, si anak perempuan itu langsung berlari. Berlari ke sudut belakang bangunan supermarket yang sangat gelap.
Setelah tertegun sedetik, karena rasa penasaran, segera kugandeng tangan anakku, dan kami pun berjalan mengikuti si anak perempuan itu. Dan disitulah aku melihatnya. Duduk di bawah pohon beralaskan sehelai kain kumal. Dan disebelahnya duduk seorang ibu tua yang begitu melihatku, langsung berdiri seraya berjalan menghampiriku sambil meminta uang.
Keterkejutan membuatku berhenti melangkah. Dan saat itu juga kugendong anakku, berbalik badan, dan setengah berlari kulangkahkan kakiku ke arah mobil. Setengah marah dan kesal, kupacu mobilku pulang.
“Jangan bermain dengan orang-orang seperti itu lagi! Mereka tidak pernah mandi. Badan mereka kotor. Pasti banyak kuman penyakit yang bisa dengan mudah berpindah ke badanmu bila kamu berdekatan dengan mereka!”
“Tapi kita hanya bermain…”
“Pokoknya kamu tidak boleh mendekati gelandangan seperti anak itu tadi! Titik. Jangan membantah!”
Dan segala kesibukan menjelang Natal telah membuat kami melupakan kejadian malam itu. Membeli pohon Natal, belanja hiasan dan lampu Natal, menghias pohon Natal, mengirim kartu Natal, dan segala persiapan yang kita lakukan untuk menyambut hari Natal untuk memperingati lahirnya Sang Juru Selamat dengan meriah membuat hari-hari berikutnya terasa sangat cepat berlalu.
Hingga hari yang sangat ditunggu-tunggu pun tiba. Rumah telah dihias cantik, kado-kado telah dibeli, dan menu makan malam lengkap sedang dipersiapkan untuk pesta malam ini. Namun walaupun sudah dipersiapkan dari hari-hari sebelumnya, selalu saja ada yang terlupa di detik-detik terakhir. Dan itulah yang membawaku, dan anakku tentu saja karena dia sangat suka naik mobil dan tidak akan melewatkan setiap kesempatan untuk naik mobil tentunya, kembali ke supermarket itu.
Setelah menyelesaikan belanja secepat kilat, kami pun segera menuju ke pintu keluar. Saat itulah aku teringat bahwa kado-kado Natal masih tersembunyi di dalam bagasi mobil. Saat itu juga aku memutuskan agar anakku menunggu dulu di dalam supermarket, di belakang pintu, sambil menjaga keranjang belanja kami, sementara aku akan ke mobil sendirian untuk menyembunyikan kado-kado dulu sebisa mungkin supaya anakku tak melihatnya nanti. Tentunya tak lupa aku berpesan agar dia menunggu diam disana dan tidak kemana-mana.
Segera kuberlari menuju mobil, menutupi kado-kado dengan kertas koran yang ada di bagasi, dan pada detik pintu bagasi kututup, terdengar bunyi tabrakan yang sangat keras berasal dari belakangku disusul dengan bunyi alarm yang memekakkan telinga. Langung kuputar badanku mengarah ke pintu supermarket dan disana kulihat tragedi yang mengerikan itu. Sebuah mobil menabrak pintu supermarket sehingga pitu yang terbuat dari kaca itu pun pecah berkeping-keping dan sebuah keranjang belanja terlindas di bawah roda dengan kantong dan beberapa barang berserakan di sekitarnya.
Anakku!! Ya Tuhan…. anakku ada di sana!!!
Kembali jantungku berhenti berdetak, tidak hanya rasa panik yang menjalar di seluruh badanku tapi rasanya aku ingin mati saja!
Segera ku berlari ke arah tabrakan terjadi, namun belum sampai aku ke sana, sekilas kulihat seorang anak dengan muka pucat pasi sedang berdiri tertegun di luar supermarket tidak sampai 10 meter dari situ!
Kakiku pun berlari mengarah kesana. Dan disana kutemukan anakku sedang berdiri ketakutan. Segera kupeluk dan kugendong dia sambil menangis. Saat kutanya apakah dia baik-baik saja, dia hanya mengangguk. Kuteliti seluruh badannya dan memang dia baik-baik saja. Tak ada luka sedikitpun. Puji Tuhan!
Dan perlahan-lahan anakku mulai bercerita. Bahwa setelah aku meninggalkannya di dalam supermarket, si anak perempuan gelandangan memanggilnya dari luar pintu. Tapi dia ingat pesanku untuk tidak bermain dengan si anak perempuan itu. Tapi anak perempuan itu memaksa, katanya dia ingin menunjukkan bahwa dia punya permainan yang baru. Dan karena anakku tetap tak mau keluar, akhirnya anak perempuan itu masuk dan menggandengnya keluar menuju ke arah belakang bangunan tempat dimana mereka bermain pada malam 12 hari yang lalu. Terkejut karena tidak menyangka si anak perempuan akan melakukan itu, keranjang belanja pun tertinggal di dalam supermarket. Dan belum sempat mereka sampai di tempat yang mereka tuju, tabrakan itu pun terjadi.
Mendengar cerita itu, sambil mengusap air mata dan berterima kasih kepada Tuhan, aku segera mengajak anakku untuk mencari anak perempuan itu. Walaupun hanya kebetulan, aku ingin berterima kasih kepadanya. Dan aku ingin memberi sekedar uang supaya dia dan ibunya bisa merayakan Natal ini dengan lebih layak. Aku seperti diingatkan bahwa merayakan Natal seharusnya bukan hanya dengan pesta, pohon Natal dan kado-kado di bawahnya, tapi juga dengan membagi suka cita ini dengan sesama yang tidak mampu. Aku jadi teringat bagaimana Maria dan Yusuf yang ditolak dari semua penginapan yang ada sehingga Yesus harus dilahirkan di kandang domba. Sang Juru Selamat justru terlahir bukan di dalam rumah yang hangat, yang punya pohon Natal dengan hiasan dan lampu-lampunya, dimana banyak kado bertumpuk, dan penuh dengan makanan lezat. Bukan seperti itu. Sang Juru Selamat justru lahir di kandang domba yang dingin, hanya beralas jerami, dan diterangi bintang. Seperti halnya si anak perempuan dan ibunya yang hanya tidur di bawah pohon di belakang supermarket itu.
Kami pun berjalan bergandengan ke arah pohon dimana mereka tinggal. Tapi tak kutemukan mereka disana. Barang-barang mereka pun tak ada lagi di sana. Kami mencari ke seluruh sudut bangunan, namun tak bisa kutemukan mereka. Mungkin mereka ketakutan melihat banyak polisi yang datang. Mungkin mereka takut ditangkap dan sekarang bersembunyi ke tempat yang lain.
Begitupun keesokan harinya, di hari Natal yang cerah, aku bersama istri dan anakku, kembali mencari si anak perempuan dan ibunya. Dari lokasi supermarket, hingga kususuri jalan-jalan di sekitar sana, namun tak juga kutemukan mereka. Dan juga hari-hari berikutnya, tak pernah lagi kulihat mereka.
Mungkin memang mereka takut ditangkap. Mungkin mereka sudah menemukan tempat persembunyian yang lain. Mungkin mereka sudah menemukan tempat lain yang lebih nyaman sebagai tempat tinggal.
Tapi mungkin juga karena tugas mereka sudah selesai disini.
(Fiction, by Arman, Los Angeles, December 13, 2008 )
**********
It’s 12 more days to Christmas…
Are you ready to receive The Saviour?
Ping balik: Christmas Shopping | Life begins at 30...
Ping balik: Holiday Edition: Snowfall « Life begins at 30…
elfrida: met natal juga.. GBU too
caroline: huahaha thanks. ya doain aja moga2 someday beneran bisa keluar soto for the soul nya 😀
ya ampun, arman… lo hebat deh. keren banget bisa bikin cerita yang mengharukan gitu…
jadi kapan soto for the soulnya dibikin nih? 😛
merry xrismas 25 desember 2008 tuhan memberkati
selamat hari natal gbu……………………..
hahaha sip sip.. doakan saja ya… 😀
cerita ini karangannya arman nihh? wahh.. hebat.. ditunggu ‘soto for the soul’ nya
okta: enggak lah bukan kisah nyata… udah ditulis kan di bawahnya kalo ini fiksi. 🙂
naki: kalo sincia disini gak berasa apa2… 😛
abis natal , ga lama sincia . yessSsss 🙂
aniwei .. merry xmas yaa ..
ehh blum yaa , masi seminggu lagi 😛
Arman, ini kisah nyata? bareng si Andrew?
menyentuh sekali. Aku selalu berfikir, kenapa natal harus gegap gembita dengan pesta pora..
seharunya natal membawa kabar gembira buat sesama, kenapa tidak menyumbangkan dana natal untuk perayaan untuk mereka yang membutuhkan.
selamat natal..
semoga banyak hati dicerahkan oleh postingan ini.
GBU..
elsiey: di blog nya esther tuh banyak restoran review. tapi di amerika. hehehe. btw udah gua email ke elu ya tentang restoran seafood di prj. itu springhill bukan maksudnya ya?
maya: merry xmas to you & family too!
eh, Man. S E C A R A gue ini agak2 gaptek dalam urusan browsing and searching di internet. Tolong ajarin gue donk, gimana caranya cari tempat makan yang murah meriah asik di internet. What should i do? Gimana cara ngeliat review2 resto atau tempat nongkrong pinggir jalan yang cheap n cheerfull. Kalo searching pake google, emang bisa?? Kata kuncinya apa??
Rumah gue daerah PRJ. Mestinya kan deket ya ama tempat lu tinggal dulu. Terus gue penasaran tuh ama yang katanya seafood di apartemen apa tuh yang di PRJ?? Menunya apa aja? Bisa berapa duit ya?
hehe… thanks yaa… Gue nyari info buat hubby gue, soale dia yang doyan makan. Kalo gue sih, doyan juga, tapi mikirin berat badan masih kelebihan 10 kg lebih bowww… padahal Axel udh mau 14 bulan.
tak pikir kowe beneran pelaku ceritanya .. huaaa, ampir aku nangis jg gara2 tak pikir andrew bener2 ngalamin kejadian itu … huaaaa … merry xmas tuk kalian sekeluarga =)
yuhuuuuu…. daddy Armannn… duh 4 hari ga posting blog. Kangen nih ama tulisan2 lu. Bener kan? Semua orang mengakui kalo story-nya keren banget. Makanya, ga heran donk kalo gue baca blog lu dari depan ampe belakang.
Sekarang lagi baru mulai mau mulai baca blog-nya mommy Andrew. Mudah2an sama menariknya. Anyway by the way bus way, salam kenal juga yah buat mommy Andrew. Tolong kasih tahu beliau, siap2 yach, blog-nya mau dibaca ama ‘orang ga keren’
yah pelan2 lah… ntar pasti balik lagi moodnya. 🙂
moga2 lu cepet bener2 pulih ya…. sehat terus ya…
hope you have a wonderful christmas too!! tapi pasti wonderful dong ya… kan lagi dapet kunjungan spesial! hehehe
Man, gue blom mood nulis2 lagi nih…hu hu hu… gimana atuh…moodnya gak balik2 dari sejak sakit kmaren. Btw, nice story. Imajinasi elu emang hebat. Gue tuh jadi ngebayangin suasana winter di sono…. dan gue ngebayanginnya lebih parah, di wisconsin, di mana saljunya udah 1 meter tingginya heheheheh…
Ya dah… hope you have a wonderful christmas season.
nita: udah beli hadiah…. 🙂 ayo ayo pasang xmas tree…
elmo: hehehe iya kalo tentang gua ama andrew pasti gak gitu bahasanya kan.. hehe
vera: yup betul sekali 🙂
kita gak pernah tau sapa yang bakal nolong kita yah…
emang sebaiknya harus baik dan ramah sama semua orang yah…
ceritanya mengharukan.. pas awal baca kupikir ini kisah u sama andrew 😀 tapi tengah2 baru nyadar.. kata-katanya aneh.. nggak mungkin deh..hihihi…
tadinya gw pikir itu critanya andrew
natal makin dekat, udah beli hadiah blon??
eh, man, aku blon pasang xmas tree jugak…pdhal semua tetanggaku udah kerlap-kerlip…hi3x
thanks! 🙂
Ampun dah om arman.. kirain andrew!!!! doh doh doh… nice story 🙂
eny: hehe thank you…. 🙂
willy: nah itu si andrew gak suka dibacain cerita nih… 😛
masukin kompas ya… hmm bisa submit online atau harus kirim pos ya? gua gak ngerti ngirim2 gituan.. hehe
alvin: hahaha ayo dibaca dong… 😛 happy holiday juga!
sherly: iya ya..
ga tau ya… koq tega gitu lho mukulin anak/istri sendiri… heran deh suami2 yg kayak gitu 😦
SELAMAT buat semua yang berhasil membaca seluruh kisah tersebut. aku tak sanggup, man 🙂 hehehe. bukan karena sedih, tapi karena panjang 🙂
Happy holiday ya Man, titip peluk dan cium buat Andrew dan Esther.
ps. jangan lupa olahraga, kurangi makan garem, dan jaga kesehatan ya man. love you guys so much.
Man, suer.. this is such lovely story wif good hidden moral.
Malem si Andrew suka diceritain dongeng sblom tidur ga Man? Kayanya lo berbakat dhe..
Eh saran, coba kirim tulisan lo kaya ke kompas gitu, sapa tahu bisa masuk, lumayan toh sekalian berbagi dengan sesama, sekalian numpang ngetop..
Waduh, ceritanya bagus bener. Gua sampe tegang banget bacanya, menanti akhirnya begimana. Lagian pesannya bagus banget. Ngingetin kita apa makna natal sebenarnya. Berbagi kasih. Btw, ini karangan lu sendiri. wah, punya bakat nulis neh. Gua tunggu deh bukunya, huahuahua
hahaha cuma iseng2 nyoba2 nulis kok… 🙂
itu yang di bagian categories yang my writing itu hasil coba2 nulis fiksi. hehehe.
yah moga2 kalo ntar kesampean nulis novel, ntar gua nodong lu buatin cover dah… hahahaha. entah kapan ya bisa nulis novel… 😛
Beneran gak nyangka jago nulis fiksi juga. Kalo nerbitin novel, gw mau buatin covernya yah Man.
ya ampun sori..gak nyangka rajin banget. Kalo gitu dobel dah makasihnya 🙂
walah walah.. copas dari mana… wong ini original kok langsung ditulis disini…. 😛
Man, setori ini sungguh menohokku, jleb jleb jleb!
Jadi nih sebrang gw kan rumahnya Gusnaldi dan karena sibuknya dia serahin semua tanggungjawab rumah ke maidnya (yg bawa tinggal juga dua anak cowonya umur 3t dan 18bulan). Terus gw sering ingetin nanny gw jangan terlalu deket sama anak2 itu..krn emg sering bgt batpil. Adyuuuh Man, gw jahat yaaa?
Makasih banyak ya untuk sempetin posting cerita ini (walopun pasti elo copas, ga ketik ulang haha).
helo salam kenal juga….
ya tokoh yang di cerita itu ya jelas nyesel… 🙂
itu fiksi kok btw… 😀
ehm gw sampe merinding bacanya, kadang emang kebaikan ada dibalik kecurigaan kita terhadap seseorang…pasti nyesel yah ga sempet mengucap terimakasih dan memberikan sesuatu buat si litle angel itu?
salam kenal
salam kenal juga tha…
bukan kisa nyata kok… itu fiksi… 🙂
thanks ya
wah..ini kisah nyata kah?
bagus banget cara penulisannya…
lam kenal yah dari Tha,
natal sudah dekaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat 🙂
thanks for the compliment! GBU too..
Salam kenal Arman, very touching story…jd menemukan kembali makna natal yg gue cari. God bless u n family
hunny & linda: thanks… iya bukan true story kok.. 🙂
nice one !
sukur bukan true story’nya elo ya man.. kalo gak kan jadi penyesalan…
good story..
renungan yang bagus menjelang Natal.. pertamanya gue juga kirain ini cerita lu beneran loh..
yenny: hehehe kok jadi banyak yang nyangka itu cerita beneran ya… 😛
meity: thanks meit!
ary: wah cocok juga tuh…. hahaha
*glodak*… lontong kupang of the soul aja deh kalo gitu…. hahaha
Good story Man 🙂
ceritanya touching banget, tapi awalnya gw sempet stres coz gw sangka itu cerita tentang elu sendiri.
salam kenal juga.. 🙂
salam kenal. nyasar kesini jadi ikutan baca cerita natal nya. very touching …
pitshu: iya someday ya pit.. 🙂
fun: hehe hawa2 holiday nya berasa banget ya… 🙂
ariany: iya ya.. ntar namanya soto for the soul aja… hahaha
shanni, venny: thanks juga
bebek: 🙂
mommy axel: iya gua juga suka kesian ngeliat anak kecil ngamen di jalan, tapi emang kesel kalo udah mikir ternyata itu ada mafianya ya. jadi anak2 kecil itu dimanfaatin banget dan duitnya diambil bosnya. kurang ajar emang.
jules: thanks juga!
yulia: hahaha thanks ya…
g jg kirain kisah nyata. lu hebat juga bisa jd pengarang niy man. ceritanya bagus n touching
ya ampun Man, gw sampe merinding beneran dah. Bravo!! lu udah ngingetin kita smeua 🙂
GBU!!
wuihhh… tuh cerita bikin gue ampe kehabisan kata2, ga tahu mau ngomong apa. Makanya kadang2 ya gue suka kasian kalo liat emak2 gendong anak di lampu merah, bawa kecrekan. Apalagi di lampu merah cempaka putih, bejibun kan tuh. Cuma kadang2 mereka juga nyebelin sih, udh bukan anaknya sendiri, anak kecil dimanfaatkan untuk cari duit receh. Sebel ga sih? (kagak nyambung ya?)
Tahu ga, tadi pas pertama baca, gue ampe merinding. Kirain itu elo ama Andrew. Puji Tuhan deh, it’s just a story. Kebayang ga sih kalo one day anaknya ilang, bisa langsung gila deh rasanya.
Karena gue dulu buka toko HP di ITC Cempaka Mas, kalo hari Sabtu Minggu banyak banget denger pengumuman anak yang terpisah dari ortunya. Kalo udh denger gitu, pasti deh gue ngoceh2 sendiri. Itu orang tua gimana sih jaga anaknya, ampe bisa ilang begitu. Apa karena anaknya udh kebanyakan ya, jadi ilang satu ga kenapa2??
duh g kok ngebayangin itu elu ma andrew ya, man…..untung salah d gue 🙂
Crt nya bgs .. Emang bener kali yah si anak n ibu udah ga ada krn tugas nya sbg “reminder” udah selese .
THx for sharing crt indah nya
what a nice story, a great reminder on what christmas is all about 🙂
God really do work in a mysterious ways, He sent angels to look after us and the peoples we love. thank you for sharing this beautiful story
Ceritanya mengharukan man… 🙂
kadang memang kita lebih banyak mikirin diri sendiri daripada orang lain yah… banyak yang lebih membutuhkan daripada kita yang udah lebih2 *walopun lebih sering merasa kurangnya kann..*
btw.. usul nih… kisah2 elo bisa dijadikan chicken soup for the soul…..:D ato ganti judul ajaa…. Tiramisu for the soul… chocolate pudding for the soul.. hot chocolate for the soul… 🙂
sapa tau ntar bisa jadi kaya Dale Carnegie dkk … 😀
wuaaaah…hikshiks jadi terharu…
gw malah excited banget kalo dah natal, padahal gw ga ngerayain tapi ikut2an ngerasain hangatnya natal 🙂
huahhh… ceritanya mengharukan sekali, banyak makna yang tersirat didalam cerita nya hiks…
terus terang, hingga saat ini, g lom punya malam natal yang indah :D. karena keluarga g emang enggak merayakannya ^^. Mungkin someday yah! g bakalan punya malam natal yang indah, bisa hias poon natal, candlelight dineer, atau ngadain acara natal di suatu yayasan ^^
hahaha gak pintar lah, cuma nyoba2 aja…. 😀
yup yup betul… 🙂
wah ternyata pintar nulis fiksi nih si arman.
bagi kado boleh,tp jangan lbh dari 25 dolar lol. sisanya berbagi ama yg gak mampu
thank you…
Wah it’s a great story….pertama kirain postingannya yang metaphore gitu hhehehe…tapi emang itulah harusnya natal ya
noni: sama2.. thanks juga…
yun & san: haha enggak beneran lah… 🙂
duh g awalnya shock lho…g kira itu cerita loe sama andrew >..< ga bener ini…
pas pertama baca gue kira beneran elo ama andrew loh, untunglah hanya fiksi
What a great story Man… Thanks for reminding that Christmas is about our Lord Jesus, the Saviour… It’s not about the presents, the christmas tree, the decoration, BUT it’s all about Him…
lina: thank you udah dibilang beautiful story nya…. 🙂
viol & feli: bukan lah… kan udah ditulis kalo itu fiksi… hehehe 😛
amey, susie, ernut, sherly, cika: thanks! 🙂
andre: amin… moga2 cepet selesai ya skripsi lu…
ely: bukan kisah nyata sih. tapi gua yakin kalo angels emang ada dimana mana ya… 🙂
feli: betul banget…
iya banget
kenapa gue dari kmaren mikirin hura2 nya doang ya?
kado…
pesta…
kembang api…
pohon natal….
jadi lupa makna natal yang sebenarnya
thanks for being a great reminder! 🙂
gw pikir awalnya cerita elo sama andrew hahaha ikutin anak cewe itu tiba2 kaga ada…(kaya berasa film misteri) nah loh hehehe
sampe merinding pas kelar baca 🙂
God works in mysterious way yah…
Emang kadang kita disentil ya melalui kejadian yang ga pernah kita duga sebelumnya…
cerita nyata ya Man …. angels ada di mana-mana ya 🙂
Thanks for sharing Man…. It’s a great reminder 🙂
syungguh menyentuh…
cerita yg mengharukan Man , makasih kita2 telah di ingatkan
wew…aku pikir itu ceritamu ama Andrew…
hehehe..nice story…
Semoga Natal ini, aku bisa menyelesaikan skripsiku…Amin…
duh ceritanya mengharukan banget
armaaann.. ini bukan cerita lu ama andrew kan??
Kisah yang mengharukan… Itu anak pasti angel yang dikirim Tuhan buat keluarga mereka !
Nyesel juga ya ga sempet say thank you n malah menghakimi mereka sebelonnya…
Tx for posting such a beautiful story