Men Are From Mars, Women Are From Venus… Is That True?

Seorang suami kesel ama istrinya karena istrinya beli tas puluhan juta, padahal apa sih bedanya tas puluhan juta sama tas puluhan ribu? Fungsinya sama aja toh?

Seorang istri kesel ama suaminya karena suaminya beli aksesoris mobil puluhan juta, padahal apa sih bedanya mobil pake sound system ama gak? Toh yang penting mobilnya bisa jalan kan?

Berasa familiar ama cerita-cerita di atas?

Banyak orang bilang men are from Mars, women are from Venus. Jadi emang pria gak pernah bisa mengerti wanita dan gitu juga sebaliknya, karena emang udah dari sono nya sifat dan watak pria dan wanita itu berbeda.

Apa iya begitu? Apa iya emang karena yang satu pria dan yang satu wanita jadi gak bisa sepaham? Apa kalo itu antara pria dan pria atau wanita dan wanita (dalam pertemanan misalnya) pasti selalu sepaham? Apa iya buat semua wanita, tas puluhan juta itu dirasa penting? Apa iya buat semua pria, masang aksesoris mobil yang mahal itu dirasa perlu?

Gak perlu lah sampe gua bikin polling, tapi gua yakin kalo jawabannya enggak! Pasti ada wanita yang juga merasa tas puluhan juta itu gak perlu, mendingan beli tas puluhan ribu. Pasti ada pria yang merasa aksesoris mobil itu gak penting, yang penting mobilnya bisa jalan. Jadi beda pendapat itu bukan masalah gender. Bukan masalah pria dan wanitanya. Tapi masalah karena emang itu terjadi di antara 2 manusia.

Setiap manusia itu kan dilahirkan berbeda. Berasal dari keluarga yang berbeda, hidup di lingkungan yang berbeda, dan punya sifat dasar yang berbeda, dan semua ini yang menyebabkan pola pikiran menjadi berbeda. Masalah mahal atau murah, penting gak penting, itu kan semua relatif. Menurut satu orang mahal/penting, belum tentu menurut orang lain mahal/penting.

Dan yang namanya suami istri, ya udah pasti masalah beda pendapat itu akan selalu terjadi karena namanya juga 2 orang yang berbeda pasti punya 2 pola pemikiran yang berbeda. Itu wajar banget.

Trus gimana dong kalo udah komit menjadi suami istri, yang bersumpah akan bersama sehidup semati tapi tiap kali harus menghadapi perbedaan-perbedaan pola pikir itu? Apa tiap kali harus berantem karena itu? Apa harus marah-marahan?

Jelas gak perlu dong ya. Karena perbedaan pola pikir itu sebenernya bisa diselesaikan kok. Gak perlu karena perbedaan (yang mana pasti selalu ada) itu jadi alasan untuk berantem dan marah-marahan.

Kuncinya cuma satu kok, yaitu… KOMUNIKASI.

Lho, tapi tiap hari juga udah komunikasi kok. Udah saling ngobrol kok. Tapi tetep aja gak bisa sepaham, gimana dong? Nah itu berarti komunikasi nya salah. Komunikasi itu bukan hanya sekedar ngomong lho ya.

Ini beberapa point yang menurut gua perlu dan penting untuk selalu ada di dalam komunikasi antara suami istri:

1. Honest Communication (Komunikasi yang jujur)

Suami istri kalo ngobrol harus jujur. Dimana-mana yang namanya bohong atau nipu udah pasti gak boleh dan nantinya hasilnya pasti tambah bikin runyam. Gitu juga jangan jaim atau sok-sok merasa ‘harus menjaga perasaan pasangan’ yang dijadiin alasan untuk gak ngomong yang sejujurnya. Kalo gak suka, bilang gak suka. Kalo emang gak sependapat, omong terus terang. Jangan dipendem, jangan ditutupi. Komunikasi harus berjalan apa adanya. Jangan sampe terjadi salah satu meledak di kemudian hari karena udah gak tahan lagi harus hidup dalam kepura-puraan. Siapa yang suruh pura-pura? Gak ada kan… Makanya, jangan pernah berpura-pura di depan suami/istri. Penting banget ini.

2. Two-Way Communication (Komunikasi dua arah)

Komunikasi 2 arah itu bukan hanya berarti suami dan istri sama-sama ngomong. Komunikasi 2 arah yang gua maksud adalah selain ngomong (mengungkapkan pendapat) juga harus mendengar (menerima pendapat). Take and give. Jangan kita merepet ngomongin maunya kita apa, tapi begitu suami/istri kita ngomong pendapat mereka, kita langsung matahin semua. Suami istri itu adalah partner dalam satu team. Kedudukan nya sama rata. Gak ada yang namanya istri harus tunduk kepada suami. Gak ada satu merasa lebih tinggi dari yang lain misalnya karena merasa lebih pinter atau karena income nya lebih tinggi. Semua boleh mengeluarkan pendapat, dan semua harus mendengarkan dan menghargai pendapat pasangannya.

3. Constructive Communication (Komunikasi yang membangun)

Setelah saling mengeluarkan pendapat dan saling mendengarkan, komunikasi harus dilanjutkan menjadi diskusi yang konstruktif. Diskusikan pendapat-pendapat yang tadi udah ditampung. Diskusikan mana yang lebih cocok diterapkan sesuai kondisi keluarga, mana yang lebih baik buat seluruh keluarga. Cari jalan tengah, cari kesepakatan.

4. Direct Communication (Komunikasi secara langsung)

Yang ini juga penting. Di era yang udah serba high tech ini udah gak heran kalo suami istri walaupun berada di bawah satu atap tapi komunikasinya lewat komputer atau BBM. Yang satu di kamar, yang satu di luar nonton TV. Ini bahaya banget menurut gua. Ngobrol lewat komputer/BBM itu bisa jadi salah persepsi. Tulisan itu gak bisa mewakili emosi. Komunikasi yang baik harus dilakukan secara tatap muka. Ngomong secara langsung.

5. Emotionally-Controlled Communication (Komunikasi yang baik-baik)

Point yang terakhir ini juga gak kalah penting, yaitu jaga emosi! Sekesel apapun kita, jaga supaya komunikasi tetep dilakukan secara baik tanpa harus emosi tinggi atau marah-marah. Jaga nada bicara supaya tetap di desibel yang enak didengar. Gak perlu pake teriak-teriak. Stay calm. Kalo komunikasinya pake emosi tingkat tinggi, pasti akan mentok di point 1 doang, gak akan bisa berlanjut ke point 2 dan 3 di atas.

Yah moga-moga dengan menerapkan 5 point di atas, suami istri bisa berkomunikasi lebih baik dan pada akhirnya bisa mengurangi pertengkaran-pertengkaran yang sebenernya gak perlu.

Moga-moga berguna ya! 🙂

PS. Gua nulis begini bukan karena gua merasa udah paling hebat dalam kehidupan rumah tangga ya. Gak munafik kok, gua ama Esther juga kadang masih ada aja berantemnya karena ya kita kadang juga masih ‘lupa’ untuk berkomunikasi yang baik. Kita juga masih belajar kok. Ini cuma sekedar sharing pemikiran gua aja berhubung kemaren ini ada yang lagi curhat masalah ini (buat yang kemaren curhat, moga-moga di masa datang gak berantem-berantem lagi ya! Kita sedih lho kalo tiap kali denger kalian berantem gitu… :D).

PS lagi. Buat para pembaca yang udah lebih berpengalaman dari kita, silahkan lho kalo mau menambahkan point-point nya, atau mengkoreksi kalo ada tulisan gua yang dirasa gak bener, biar kita semua bisa belajar sama-sama ya…

PS yang terakhir. Maafkan kalo istilah-istilah bahasa Inggrisnya ngaco. Hahaha. Gua iseng aja gua bikin istilah berbahasa Inggris di point-point nya biar berasanya keren gitu (biar cocok buat penyuluhan… hehe *apacoba*), kayak di buku-buku kuliahan tentang manajemen atau apa gitu, kan suka ada istilah-istilahnya gitu. Huahaha. Tolong dikoreksi ya kalo ada yang salah. 😀